Tak mudah mengenali tanda-tanda stres pada bayi (0-12 bulan) karena keterbatasan cara berkomunikasinya. Lantaran itu, orangtua sebaiknya peka akan perubahan perilaku bayi. Tanda-tanda stres yang dapat dikenali pada bayi adalah:
- Kerewelan atau tangisan yang berkepanjangan.
- Tidur gelisah, sebentar-sebentar terbangun.
- Nafsu makan/minum menurun. Atau ketika ditimbang pertambahan berat badannya tidak menggembirakan, bahkan mungkin menurun.
- Ketika diajak bermain, seperti tak bersemangat atau malah menangis.
- Maunya selalu digendong dan tak mau ditinggal.
- Menunjukkan perilaku agresif dengan merebut atau memukul.
- Memalingkan wajah atau menangis ketika melihat ibu/ayah karena merasa Anda tak memerhatikannya.
Penyebab stres
- Merasa tak nyaman
Stres pada usia bayi sebenarnya lebih cenderung sebagai respons ketidaknyamanan yang dialami secara berkepanjangan. Misalnya celana basah atau kotor karena pipis atau pup, namun tidak lekas ditangani.
Solusi:
Peka akan kebutuhan bayi dengan selalu cepat merespon apa yang menjadi kebutuhannya.
- Sakit
Kemungkinan juga bayi merasa tak nyaman karena mengalami sakit.
Solusi:
Periksakan si kecil pada dokter. Untuk mengurangi ketidaknyaman pada tubuhnya, sering-seringlah memeluk tubuhnya. Jangan lupa untuk memberikan ASI karena ada zat kekebalan tubuh alami terkandung di dalamnya.
- Merasa diabaikan
Contoh yang paling sering ditemui yakni setelah cuti melahirkan selesai, ibu harus kembali bekerja, sehingga pengasuhan diserahkan pada sosok pengganti. Hal ini menyebabkan bayi kehilangan sesuatu yang membuatnya aman dan nyaman.
Solusi:
Persiapkan sedini mungkin sehingga bayi tidak merasa ditinggalkan begitu saja. Tentukan siapa yang akan mengasuhnya. Pastikan ia mendapatkan pengasuhan dan perawatan yang baik dan nyaman. Usai ibu bekerja, berikan kenyamanan dengan cara memeluk, mencium, dan mengajaknya bermain.
- Overstimulasi
Hal ini kerap tidak disadari orangtua karena khawatir bayinya kurang mendapat stimulasi seperti yang dianjurkan para pakar.
Solusi:
- Peka terhadap tanda-tanda kebosanan yang ditunjukkan anak. Contoh, bayi yang sudah bosan umumnya akan rewel atau memberontak ingin bebas dari pegangan kita.
- Ketahui tahapan perkembangan anak per usia. Dengan begitu, kita mengetahui kemampuan apa saja yang sudah harus dikuasai anak dan kemampuan mana yang belum saatnya diajarkan.
- Kepanasan atau kedinginan
Perubahan cuaca yang sangat drastis atau tidak menentu bisa juga menyebabkan si kecil stres. Suasana rumah yang terlalu ramai juga kerap kali membuat si kecil merasa tidak tenang.
Solusi:
Antisipasi sebelum masalah datang. Ketika cuaca sedang terik, kenakan anak baju tipis atau nyalakan AC jika perlu. Atau jika rumah didatangi banyak orang, carikan ruangan yang kira-kira masih memungkinkan untuk bayi beristirahat.
Riset yang dilakukan para peneliti Australia menunjukkan bahwa bayi laki-laki dan perempuan merespon stres secara berbeda. Perbedaan gender ini juga berpengaruh pada kemampuan mereka bertahan dari komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan.
Sejak di dalam kandungan, bayi laki-laki dan perempuan menunjukkan perbedaan perkembangan dan pertumbuhan mengikuti tekanan yang datang dari luar, seperti kebiasaan merokok atau stres psikologi.
"Bayi laki-laki dan perempuan akan merespon stres secara berbeda mengikuti pola pertumbuhan," kata Profesor Vicki Clifton dari Robinson Institute Pregnancy and Developmental Group.
Pada janin laki-laki, saat sang ibu stres, ia akan berpura-pura seperti tidak terjadi sesuatu dan tetap tumbuh sehingga ia bisa tumbuh besar semaksimal yang ia mampu. Sebaliknya dengan janin bayi perempuan, ketika merespon stres ibunya, hal itu akan mengurangi pertumbuhannya sedikit.
"Ketika terjadi tekanan lain dalam kehamilan, seperti stres karena faktor lain atau sumber yang sama, bayi perempuan akan melanjutkan tumbuh pada jalannya dan baik-baik saja, namun bayi laki-laki tidak bisa menghadapinya dan berisiko lahir sebelum waktunya atau berhenti tumbuh," kata Prof. Clifton.
Ia menjelaskan, perbedaan respon pertumbuhan pada bayi laki-laki dan perempuan telah lama diobservasi para ahli, khususnya pada kehamilan dengan komplikasi, seperti asma, pre-eklampsia, konsumsi tembakau dalam kehamilan serta pencetus stres lain, termasuk stres psikologi. Menurutnya, perbedaan pola pertumbuhan itu terjadi karena perubahan pada fungsi plasenta yang dipicu oleh hormon stres, kortisol.
Pada bayi perempuan, peningkatan hormon kortisol menyebabkan perubahan fungsi plasenta yang menyebabkan berkurangnya laju pertumbuhan, namun naiknya hormon kortisol pada ibu hamil yang mengandung bayi laki-laki tidak menyebabkan perubahan fungsi tersebut.
Hasil riset ini diharapkan akan memberikan terapi yang spesifik sesuai jenis gender bayi untuk mencegah kelahiran bayi prematur. Hal ini juga penting untuk membantu dokter dalam menilai perkembangan janin secara lebih akurat. "Kami mencari kejadian apa yang bisa menyebabkan perubahan pada pertumbuhan bayi, apa penyebabnya dan bagaimana meningkatkan kesehatan ibu dan bayi yang akan dilahirkan," katanya.
Kenali temperamen bayi
Sebelum Anda menolongnya, kenali temperamen bayi Anda. Ada tiga tipe temperamen anak, yaitu mudah, sulit dan slow-to-warm-up. Bayi dengan temperamen mudah takkan sulit beradapatasi dengan perubahan. Sebaliknya, bayi bertemperamen sulit lebih mudah stres karena sulit beradaptasi. Sedangkan bayi bertemperamen slow-to-warm-up bisa beradaptasi tapi butuh waktu lebih lama. Tergolong tipe mana bayi Anda?
Anda bisa mengenali temperamen bayi Anda, sejak ia dibawa pulang dari rumah sakit. Bayi dengan temperamen sulit akan terus menangis padahal secara fisik tak ada masalah, serta semua kebutuhannya sudah terpenuhi.
Setelah Anda kenal temperamen bayi Anda, bantu ia lepas dari stresnya dengan cara:
• Memenuhi kebutuhan dasarnya. Seperti makan, minum dan kasih sayang secara konsisten. Kebutuhan dasar terpenuhi membuat bayi merasa tenang dan aman.
• Menciptakan lingkungan yang kondusif, berikan kehidupan stabil untuk bayi dengan hidup menetap. Ciptakan suasana rumah yang nyaman huni, tidak berisik, sejuk dan damai. Hindari bertengkar di dekat anak. Perbaiki pola hidup Anda agar Anda tidak stres.
• Mengawasi pengasuh. Meski mempercayakan bayi pada pengasuh, bukan berarti Anda lepas tanggung jawab. Anda adalah pihak yang seharusnya paling tahu tentang semua hal yang berkaitan dengan bayi Anda. Pengasuh yang Anda percaya dan tampak bertanggung jawab belum tentu mengasuh bayi dengan baik dan penuh kasih sayang.
Perlu diketahui:
• Stres karena lapar, haus atau kurang perhatian dari orang tua segera lenyap bila kebutuhan itu terpenuhi. Namun, Anda harus tetap waspada karena berhenti menangis bukan berarti bayi sudah tidak stres.
• Bayi yang stress karena perlakuan kasar pengasuh tetap merasakan ketidaknyamanan itu meski dia sudah tidak sering menangis. Dampaknya terlihat saat anak lebih besar.
• Bila bayi dibesarkan dalam suasana tidak tetap dan selalu berpindah-pindah, muncul pandangan dalam dirinya bahwa lingkungan adalah sesuatu yang keras, mencekam, dan membahayakan. Bayi bisa menjadi anak yang sulit percaya pada orang lain, perilakunya jadi kasar dan tidak bersahabat. Perubahan perilaku itu sudah bisa terlihat pada bayi usia 11 bulan. (fn/k2m/ab)
Sumber : http://www.suaramedia.com/gaya-hidup/anak/22450-tanda-stress-pada-bayi-serta-solusinya.html
0 komentar:
Posting Komentar