Teknik untuk refleksi saraf umumnya memang memakai pijatan. Namun sebenarnya, ada teknik lain untuk melakukan refleksi saraf ini. Tomi Hardjatmo, pakar akupuntur dari Rumahsakit Sint Carolus, Jakarta bilang, sebenarnya ada lima cara atau teknik refleksi. Pertama, teknik pijatan. Teknik yang sudah umum ini juga disebut dengan refleksi mekanik.
Teknik yang kedua adalah refleksi listrik. Di sini, refleksi dilakukan dengan menggunakan aliran listrik bertegangan kecil. Refleksi jenis ini banyak dijumpai di pusat perbelanjaan modern dan juga bandara. Ketiga, refleksi termal. Refleksi ini menggunakan suhu panas atau dingin untuk merangsang saraf. Contohnya mandi air panas dan sauna. Teknik ini dipercaya bisa mengurangi ketegangan pada otot-otot tubuh.
Teknik yang kedua adalah refleksi listrik. Di sini, refleksi dilakukan dengan menggunakan aliran listrik bertegangan kecil. Refleksi jenis ini banyak dijumpai di pusat perbelanjaan modern dan juga bandara. Ketiga, refleksi termal. Refleksi ini menggunakan suhu panas atau dingin untuk merangsang saraf. Contohnya mandi air panas dan sauna. Teknik ini dipercaya bisa mengurangi ketegangan pada otot-otot tubuh.
Teknik yang keempat, refleksi kimia. Teknik ini menggunakan obat-obatan yang disuntikan ke otot-otot tertentu. Lantaran memakai suntikan obat, hanya dokter saja yang boleh memberikannya.
Sedangkan yang terakhir, refleksi gelombang elektromagnetik. Caranya, gelombang akan dipancarkan ke daerah tertentu untuk memberikan rangsangan pada saraf.
Tomi menjelaskan, teknik refleksi saraf itu tidak akan menimbulkan efek samping, kecuali dilakukan dengan dosis yang berlebihan. "saraf mampu menahan tekanan, tapi ada batasnya," jelasnya.
Selain tak boleh berlebihan, refleksi juga jangan menggunakan alat-alat berbahaya. Terutama alat yang bisa masuk ke jaringan otak, seperti jarum kait. Pasalnya, alat ini berpotensi merusak saraf.
Akibatnya tentu saja bisa menimbulkan hipestesia alias penyakit berkurangnya kinerja saraf secara permanen. Jadi, saraf tidak bisa menerima rangsangan meskipun telah diberi berbagai perlakuan. Efek terparah bisa menimbulkan kelumpuhan.
Pijat refleksi juga tidak disarankan bagi orang memiliki saraf sensitif terhadap tekanan sebab malah bisa menimbulkan sakit.
Ilham Batu, ahli bedah saraf dari Rumahsakit Pondok Indah (RSPI) Jakarta bilang, mereka yang memiliki saraf sensitif bisa menggunakan cara lain untuk menghilangkan pegal dan mengurangi ketegangan otot, yakni dengan tidur. "Tidur merupakan proses recovery yang dapat menghilangkan penumpukan asam laktat di otot-otot," ujarnya.
Ilham menyarankan agar mereka mengkonsumsi multivitamin yang merupakan makanan bagi saraf, sehingga saraf bisa menerima rangsangan secara normal. (Adi Wikanto)
Sumber : http://id.news.yahoo.com/kmps/20100609/tls-mau-setrum-sauna-atau-suntik-8d16233.html
0 komentar:
Posting Komentar